Pengalaman memberikan ASI sungguh menjadi perjalanan indah yang membuat saya merasa lengkap menjadi Ibu. Lahir kemudian berhasil menemukan kolostrumnya sendiri selama inisiasi menyusui dini, membuat Una jadi penambah rasa syukur saya kepada Allah. Selama 15 bulan ini Una langsung disusui ASI (direct breastfeeding), makanan utamanya yang mudah dibawa ke mana-mana, sangat cepat disajikan, dan tentunya selalu steril. Saya menyusuinya kapanpun dan dimanapun ia mau. Di rumah, di pasar, di angkot, di kereta, di mall, dan tempat umum lainnya. Tentu dengan menggunakan apron ataupun kerudung yang panjang tanpa mengumbar aurat saya sendiri. Hal ini yang membuat saya dan Una tak pernah bisa terpisah lama, paling lama juga sejam ditinggal ke pasar. Pumping ASI pernah, menabung ASI belasan botol di kulkas pun pernah, tapi hasilnya? ASI dalam botol-botol itu terbuang karena kadaluarsa, Una lebih suka nenen langsung sama saya. Jadilah kami yang selalu bersama-sama kemanapun perginya. Maka bagi saya, pengalaman menyusui adalah hal yang paling membahagiakan, membuat saya merasa sangat dibutuhkan. Ada orang yang tak bisa terpisah jauh dari saya, dan itu sangat berhasil membuat hati saya berbunga-bunga. Maka ketika pengambilan keputusan untuk menyapih Una akhirnya dibuat, saya sesungguhnya amat sangat sedih.
(foto saat menyusui di dalam kereta menyusul, ada di hape Ayahnya Una)
“Ko Una di sapih sih?”, “Emang udah 2 taun?”, “Kenapa disapih ndah?”
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika saya memposting dua kata di insta story “sedihnya menyapih”.
Jawaban saya sungguh simple, saya hamil lagi..alhamdulillah Allah kembali menitipkan amanahnya di rahim saya. Dokter memang tidak melarang saya untuk berhenti menyusui Una, namun beliau “menyarankan” untuk mengentikan pemberian ASI pada Una untuk menangkal terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti janin yang stress, kontraksi dini, hingga keguguran. Terlebih saya pun memiliki riwayat kandungan lemah dan hampir keguguran, maka saya memilih mantap untuk menyapih Una demi kebaikan bersama. Namun jika bayi belum berusia 12 bulan, dokter memang menyarankan untuk terus menyusui, dengan catatan kandungannya kuat. Lepas dari itu, pilihan untuk menyapih atau tidak saat hamil adalah pilihan.
Lalu kenapa menyapih itu menyedihkan. Jujur, sejak dalam kandungan, melahirkan, bahkan saatnya disapih, Una tak pernah merepotkan. Sedih karena dengan begitu ikhlas dan mudahnya ia rela diberhentikan untuk meminum ASI, minuman favoritnya selama ini. Saya tidak mengoleskan odol, obat merah ataupun daun-daun pahit pada payudara saya. Cukup mengulang-ulang memberikannya pengertian bahwa ia akan menjadi seorang Kakak. Memintanya untuk ikhlas berhenti meminum ASI karena sudah tidak se premium dulu. Walaupun awalnya sempat berfikir bahwa penyapihan ini tidak akan mudah, mengingat Una yang MUSTAHIL bisa tidur jika tak disusui, namun Alhamdulillah, bantuan Allah sungguh nyata, proses menyapih pun berhasil dengan segala perjuangan dan kesabaran.
Alur Menyapih dengan Penuh Kasih
1 – 3 Maret 2018
Kapanpun kesempatannya, saya terus membujuk Una untuk siap melepas ASI. Mengulang kalimat yang sama saat dia menyusui, bermain, juga sebelum dia tidur. “Una sayang, di dalam perut ibu udah ada dedenya, Una mau jadi Kakak loh, horeeee. Nah kalo jadi Kakak itu harus lebih kuat dari dedeknya. Dedek Una ini masih lemah, jadi harus nenen sama ibu nanti kalo lahir, berati Una harus ngalah ya, nenennya buat dedek ya…nanti kalo dedeknya udah kuat juga pasti berenti nenennya sama kaya Una. Sekarang Una nenennya udahan ya…stop ya ya anak salihah.”
Hal ini pun dibarengi dengan pemberian susu UHT yang berkali-kali ia tolak, namun tetap saya berikan sampai akhirnya ia mau. Hari pertama satu seruput, hari kedua lumayan dua seruput, hari ketiga baru bisa habis satu kotak. Dan sampai tulisan ini diposting, Una masih minum susu UHT paling banyak 3 kotak kecil, alias 345 ml, (saya pakai Bebelac Go). Tapi saya tidak menyerah, kapanpun ada kesempatan (saat Una haus atau kelelahan setelah bermain) saya pasti sodorkan susu UHT. Ya wajar sulit, karena selama ini Una memang hanya minum ASI dan air putih, sukanya itu. Berbagai merk sufor ia tolak, hempas hempas hempas, itu pula yang menjadi alasan saya menggunakan susu UHT sebagai pengganti ASI, bukan saya yang anti sufor, tapi Una hehe.
4 Maret 2018
Bismillah, penyapihan pun dimulai. Tak ada nenen saat tidur pagi dan siang hari. Alhasil Una tidak tidur pagi atau siang sama sekali. Selama siang hari Ia terus bermain sambil terus diberi makan, cemilan dan minum susu UHT. Malam harinya, yang biasanya sudah lelap tidur jam setengah 8, ini jam 9 masih ON guling-guling di ruang tengah. Setiap saya merebahkan diri, ia mendekat sambil sedikit merengek dan secepat kilat mencari nenen. Sedih, sungguh saya nangis sesegukan saat harus menghindar dari Una. “Maafin ibu ya na…” sambil menjauh darinya tanpa sanggup melihat wajah memelasnya minta nenen. Tapi saya juga sadar bahwa itu adalah bagian dari ujian komitmen dan konsitensi dari keputusan yang saya buat. Ayah Una akhirnya turun tangan dengan “mengepok-ngepok” kaki Una, sampai terlelap tidur di samping ayahnya. Itulah pertama kalinya Una berhasil tidur tidak dengan saya. Malamnya tentu ia terbangun minta nenen, menangis dan mencari keberadaan saya (yang tidur terhalang ayahnya). Namun kami tetap teguh dengan hanya memberikan Una air putih. Berhasil, Una mau minum dan tertidur kembali. Begitu seterusnya ketika ia kembali terbangun untuk kedua kalinya. Baru hari pertama, saya masih belum yakin bahwa penyapihan ini berhasil. Lanjut di hari kedua.
5 Maret 2018
Alurnya sama seperti tanggal 4, Una dibuat sibuk dengan segala kegiatan, sehingga ia lupa untuk nenen. Ajaibnya, kali ini ia bisa tidur pagi. Setelah mengajaknya bermain sepeda sambil berjemur, saya memandikannya. Seperti biasa, dia memang akan mengantuk berat setiap habis mandi. Lucunya, saat saya menemaninya di kasur, ia mendekati saya dan terlihat mencari nenen, namun baru saja membuka setengah baju saya, Una terlihat seperti terkaget dan ingat sesuatu sambil kemudian menjauh dan membelakangi saya sambil malu-malu. Hahaha kalau ada dialognya, mungkin dia akan bilang “astagfirullah, Una kan udah ga boleh nenen lagi ya bu…” kocak si una.
Tapi bukannya tidur, dia malah bolak balik mainin jendela, panggil abang-abang yang lewat depan rumah “Mbaang Baaaang Mbaaang”. Sampai akhirnya dia mendekati saya lagi, dan merebahkan kepalanya di lengan saya, kemudian tertidur begitu saja. Masha Allah, itu pengalaman pertama yang saya lihat, Una tidur di dekat saya tanpa nenen. Saya terharu. Saat itu ia tidur dari jam 9 sampai jam 12, REKOR !! padahal biasanya kalo pagi atau siang paling lama tidur 2 jam.
Malamnya, Una masih belum tidur juga walaupun sudah jam 8. Ayah dan Neneknya sepakat untuk menyalakan TV yang mereka percayai akan membuat Una mengantuk. Kami menyalakan Animal Planet saat itu. Ow pemirsa, bukannya ngantuk, Una malah ngoceh liat lion.. “haaarrghhh harrrggghhh” katanya, suara lion. Ok failed. Una diberi susu UHT kemudian di “empok empok” pahanya sama ayahnya. Sambil ditiupi kipas angin sepoy-sepoy, Una berhasil tertidur jam setengah 9 di ruang TV. Jam 11 bangun, jam 1 bangun, jam 3 bangun dan naik sepeda sendiri sambil ngoceh, ga nangis -_- tapi alhamdulillah mudah dibujuk kembali untuk tidur walau hanya diberi air putih. Oke sepertinya Una sudah berhasil disapih, Alhamdulillah.
Benar saja, hari selanjutnya Una bisa tidur siang dengan mudah tanpa nenen, tanpa merengek minta nenen lagi. Wah nak, secepat itukah kamu melupakan nenen ibu? Hiks. Ibu bahagia tapi juga sedih, ah gimana ya. Tapi Alhamdulillah saya merasakan sendiri perubahan-perubahan baik pada Una, misalnya:
1. Lebih mudah tertidur daripada sebelumnya.
Dulu, untuk bisa tidur, minimal Una harus nenen dulu selama satu jam. Tangan kiri “empok-empok”, tangan kanan elus kepala, mulut baca shalawat. Sekarang? Alhamdulillah, dibacain shalawat aja dia udah teler.
2. Tidur lebih lama.
Biasanya Una tidur siang paling lama itu dua jam, sekarang bisa 3 sampai 3,5 jam waaw.
3. Tidak mudah terbangun saat tidur. Dulu, kayanya suara nafas nyamuk aja bisa bikin Una terbangun. Tapi Alhamdulillah, sekarang walaupun rumah sebelah sedang dalam renovasi yang berisiknya minta ampun, Una tetap terlelap.
4. Seperti lebih dewasa.
Entahlah ini halusinasi atau memang feeling seorang ibu. Saya melihat Una lebih pengertian, lebih suka mengalah, lebih penyayang. Misalnya saat temannya minta makanan yang sedang dia pegang, biasanya Una ga akan kasih kalo makanannya dia suka (dasar pelit) tapi kali ini, apapun makanannya, dia suka atau tak suka, ketika ada yang minta, pasti dia kasih. Dia pun sering sekali membuka baju saya hanya untuk mencium perut “emuaah emuaaah” katanya, ya Allah so sweeeet.
Namun tak selalu membahagiakan, ada pula perubahan Una setelah disapih yang membuat saya sedih, yakni perubahan berat badan, Una turun 300gr. Ya karena dia sulit sekali minum susu. Walaupun makannya banyak, tapi tentu kebutuhan susu harus tetap terpenuhi kan. Saya berdoa semoga Una semakin menyukai UHT.
Jadi… Siapkan segudang kesabaran, dan pertebal ketahanan mental.
Begitulah pengalaman saya dalam menyapih Una, saya memilih jalan yang penuh kasih walaupun tetap ada sedih. Namun tentu keberhasilan menyapih ini tak lepas dari bantuan Allah yang Maha Hebat, suami yang mau direpotin, dan keluarga yang tak pernah surut memberikan dukungan.
Ada banyak cara menyapih, maka jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar ya.. terimakasih 🙂
Indaaah selamaaaaat. Welcome ya Inu, adeknya Una. *padahal gatau cewe apa cowo ya, pokonya INU hahaha
HAHAHAHA iya deeh Inuu deeh biar kamu seneng 😀
Pengalaman menyapih yg haru biru… masyaaAllah tuk sholehah kk una dah makin pinter. Cepet bgt nyapihnya…. 😘😘😘 sehat2 semua …
Peluk cium tuk kk una 😘😘
Iya Alhamdulillah ALLAH mudahkan kak, semoga saatnya nanti Fathia disapih juga dimudahkan ya ka,,,aamin
Una d’best 😘 sehat terus ya kalian semua..
Ammin aamin makasih icut bumil cantik, kamu juga sehat2 ya :))
Wah Una hebat dan pintar seperti ibu ya..selamat utk indah atas kehamilannya..peluk cium utk Una dari Mami Ani ya..
Terimakasih Mamiiiii hihihi :)) peluk cium juga dari Una
Great post.
Baca tulisan mama Una ini, jadi inspirasi buat saya menyapij Lutfi (temennya Una yang tgl lahirnya deketan) hehehehehe, dan alhamdulillah Upi juga berhasil disapih dengan penuh cinta tanpa banyak drama.
Makasih banyak atas inspirasi nya mama Una, sehat trs ya, kapan pulang ke bores, kangen main sama Una lagi nih.