Halo, gimana pengalaman #dirumahaja nya? Udah mulai bete belum? hmm dari pada banyak ngeluh, lebih baik kita ganti mindset nya dari “i am stuck at home” jadi “i am safe at home” aja gimana? hehe. Nah untuk mengenang perjalanan sebelum wabah covid-19 datang ke Indonesia, saya mau cerita pengalaman ke Curug Cigamea bareng anak-anak nih.

29 Februari 2020, senang sekali kami (keluarga Syalevi) kedatangan tamu dari Cilegon, yakni Keluarga Sunja. Jauh-jauh dari cilegon, keluarga sunja ini mau ajak kami ke Curug Cigamea di Kaki Gunung Salak. Emang bisa ya bawa tiga balita yang super lincah ke sana? Bisa doong.

Setelah berhari-hari diguyur hujan, pagi itu Bogor lumayan cerah. Kami berangkat jam 8 pagi ke arah Taman Nasional Halimun Salak. Karena membawa balita, selain wajib sarapan dulu sebelum pergi, tentu banyak hal lain yang harus disiapkan, diantaranya:

  1. Jaket
  2. Jas hujan / payung
  3. Makanan & minuman
  4. Baju ganti
  5. Kresek (untuk simpan baju basah
  6. Mainan selama di perjalanan
  7. Minyak telon 
  8. Lotion nyamuk
  9. Antimo anak untuk yang suka mabuk perjalanan

Jika sudah siap, maka insyaAllah perjalanan akan aman dan mengasyikan. Jangan lupa pula siapkan playlist musik yang seru selama perjalanan. 

Perjalanan cukup menanjak ya. Ditambah, Pak supirnya terbiasa dengan mobil matic, jadi ketika tanjakan yang lumayan curam, mobil sempat terhenti di tengah-tengah. Hahaha horor banget,memacu adrenalin, tapi Alhamdulillah gak kenapa-kenapa. Anak-anak juga anteng tidur hihihi (sudah dikasih antimo anak) jadi aman jaya. 

Sekitar jam 9.30 Kami tiba di gerbang Gunung Halimun Salak via Cilobak

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Anak

 

And the journey begin. Mobil membelah kawasan hutan di mana sebelah kiri tebing, dan sebelah kanannya jurang. Pemandangan yang luar biasa indahnya. Pohon pinus berjajar rapi menembus langit. Sisi tebing dipenuhi oleh tanaman pakis raksasa yang cantik. MasyaAllah. 

Namun sayang jalannya tidak rata, jadi ajlug-ajlugan, ga bisa ambil foto. Hehe

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Anak

comot dari google

 

Selama perjalanan di kawasan taman nasional, kami banyak menemukan curug. Di antaranya ada curug Curug Macan, Curug Ngumpet, Curug Cihurang, Curug Kondang, Curug Sawer, Curug Muara Herang dan masih ada beberapa lagi. Tapi riset yang kami lakukan, curug-curug itu trackingnya kurang ramah anak. Jadi kami memutuskan untuk tetap ke Curug Cigamea, dimana lokasinya adalah paling ujung hampir keluar dari kawasan halimun salak. 

 

Curug Cigamea

Saat mendekat ke arah Curug Cigamea, kami mulai menemukan beberapa rumah penduduk. Semakin mendekat, ternyata banyak sekali vila-vila mewah yang instagramable. Vilanya berderet di sepanjang jalan. Jadi kalau kemalaman dan masih betah mengagumi alam, ya nginep aja barang semalam 😁 Oya, dari arah Halimun Salak ke Cigamea ada satu tanjakan yang menikung, itu luar biasa sekali horornya. Mobil kami benar-benar stuck di tengah-tengah dan mundur sedikit-sedikit (rasanya kaya lagi naik tornado di dufan, memacu adrenalin haha). Tapi Alhamdulillah ada bapak-bapak yang lihat kami dan segera ambil batu untuk menyangga ban mobil. 

Oke long story short, Tibalah kami di Curug Cigamea. Lokasinya tepat di jalan yang menurun. Kami parkir di rumah makan samping loket karcis. 

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Anak

 

Harga tiket seperti di foto ya gaiiss…lumayan kalau ditotal, 12.000 kali 4 orang dewasa, 3 anak dihitung satu, dan parkir mobil 10.000, jadi total 70.000 Rupiah. Belum termasuk tiket pas masuk ke kawasan halimun salak di awal, totalnya 70.000 Rupiah juga. Jadi jangan pikir, “ah ke hutan doang, ga usah bawa uang, ga ada yang bisa dibeli…” hahaha anda salah besar.

Tararam, tiba saatnya menapaki jalan menuju curugnya 😂 kencangkan ikat pinggang ya, karena jalannya benar-benar menurun tajam. Satu anak tangganya saja hampir setinggi 30-50 cm. Jadi kalau anak-anak mau jalan sendiri, baiknya dipegangin ya. Jalannya pun berlumut, hanya bebatuan di tengahnya saja yang aman. Jadi benar-benar pastikan untuk memakai sandal atau sepatu yang bawahnya tidak licin. 

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Membawa Anak

 

Kanan kiri pemandangannya benar-benar hutan dan saya tak henti berucap MasyaAllah. Luar biasa indahnya. Kami memandang dari atas, tapi masih ada pemandangan lain di atas kami, hijau semua, pepohonan saling rapat khas hutan yang belum terjamah. 

Semakin terasa di hutan ketika segerombolan monyet liar bergelantungan di pohon, tepat di seberang kami. Kami tak heran ketika melihat warung-warung rusak di sepanjang jalan setapak yang kami lewati, ah mungkin ulah monyet-monyet ini. Ya, hampir semua warung/ saung di sini kosong, tak ada lagi penghuninya, warung yang tersisa hanya di area curugnya saja, di bawah. 

Seru sih, rasanya seperti turun gunung. Sambil sesekali berfoto dengan aliran curug yang kecil di beberapa spot perjalanan. Ada juga kawasan khusus berfoto yang sudah di manage oleh salah satu pengelola wisata di sana. Jadi hanya mereka-mereka yang sudah bayar di pengelola wisata itu saja yang boleh berfoto di area tersebut. 

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Membawa Anak

 

Tiba di Curug

Untuk kami yang doyan foto, penting sekali memang membawa tripod. Tapi kalaupun tidak membawa kamera, jangan pusing, banyak Bapak fotograper di sana. 

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Membawa Anak

 

Ga bawa makanan juga sebenarnya aman, karena banyak penjual gorengan, mie rebus, jajanan, kopi, bahkan baju ganti. Toilet dan mushola juga ada ko 🙂

Karena sedikit hujan, maka kami turun ke sungai terdekat dan mandi di sana. Seru bangeeet, anak-anak sangat menikmati. Walaupun airnya dingin, tapi masih bisa ditolerir ko, kecuali bayi satu tahun seperti Nunu, baiknya memang tidak lebih dari 25 menit. Anak-anak bisa lomba kumpulin koin atau batu di sungai itu, saking jernihnya dasar sungai terlihat jelas. 

 

Pengalaman Ke Curug Cigamea dengan Membawa Anak

 

Setelah mandi, nikmatnya makan mie rebus pakai telor dan cengek. Hmmmm nikmaaaat. Harganya juga ga terlalu mencengangkan ko, menurutku masih wajar, melihat bagaimana perjuangan mereka bawa barang dagangan sampai sejauh itu naik turun gunung. 

Pulangnya…

Bener-bener hiking. Kukira bakal repot ya, ternyata anak-anak malah semangat banget naikin setiap anak tangganya. Sambil teriak “semangat, semangaaaat!!” Nunu juga sesekali jalan sendiri, kemudian digendong lagi. Seru banget, cuman sayang hari hampir sore, dan kami takut hujan makin besar, jadi harus buru-buru pulang. 

Dadaaaah curug cigamea….

Sampai di luar kawasan halimun salak pun. Kami masih disuguhkan dengan pemandangan sawah hijau yang terhampar luas. MasyaAllah indah sekali lukisan Allah ini. 

Perjalanan ini sungguh sangat menyenangkan. Ditutup dengan makan malam di Resto Kampung Kuring, Dramaga Bogor. Enak bangeet, dan murah. Bener-bener puas makan di sini. Soon kita ke sini lagi ya. Makin menyenangkan pas tiba-tiba ada DM masuk ternyata kami juara 3 lomba proyek keluarga. Seneng, sampe lupa tadi jatoh di sungai pas mau fotoin keluarga sunja hahah. Bener-bener basah semua, hape pun nyemplung haha gemes.

 

Alamat Curug Cigamea

Jl. Curug Cigamea

Kec. Pamijahan, Bogor, Jawa Barat 16810