Saat kuliah dulu, dalam mata kuliah Kajian Media, saya selalu menemukan bahasan tentang makna cantik bentukan industri media.  

Stereotipe cantik di media Indonesia ini melekat dalam berbagai tayangan. Mulai dari iklan, sinetron, infotainment, telewicara, hingga menjalar ke ruang-ruang redaksi berita. 

Status cantik yang melekat dalam industri media televisi disebut-sebut hanya berhak disandang oleh perempuan yang berambut lurus, berkulit putih, badannya langsing dan tinggi. Siapa saja yang tampil menjadi selebritas di televisi harus memiliki kriteria “cantik” seperti itu. Jika tak cantik, maka seorang perempuan akan mendapatkan ejekan: tak seksi, rambutnya jelek, kurang putih, mukanya kurang menjual. 

 

Saat googling dengan keywords “Cantik Indonesia”

 

Dampaknya apa? Perempuan yang percaya pada stereotipe tersebut akan membenci tubuhnya, rambutnya, kulitnya. Sehingga berbondong-bondong membeli barang-barang yang bisa merubah dirinya menjadi “cantik” seperti yang media tampilkan-industri inginkan.

 

2 Tahun kemudian

Alhamdulillah saya diberi amanah seorang anak perempuan yang cantik dan manis, mirip sekali ayahnya. Rambutnya hitam keriting, kulitnya sawo matang dan matanya setajam elang (haseiik) Una namanya. Di usianya yang baru 3 tahun 5 bulan ini, Una belum terpapar televisi begitu sering. Ia masih asyik dengan tokoh-tokoh kartun idolanya, seperti babybus, cocomelon, disney dan…emak-emak pasti tau lah 😁 

Una, 3 tahun

 

Maka Una percaya bahwa dirinya cantik, karena kami (orang tuanya) menyebutnya begitu. Una tidak tahu kalau media punya pandangan “cantik” versinya sendiri. Salah satunya, cantik itu berambut lurus. Alhamdulillah Una tumbuh percaya diri dengan rambut keritingnya. Kami merawatnya dengan rajin keramas setiap hari, dan tak lupa membasahinya dengan hair lotion. 

Ya walaupun sudah sangat sering ia melempar pertanyaan “Bu, kenapa rambut Una ga kaya Ibu?” atau “gimana caranya biar rambut Una lurus kaya ibu?” Ya disitulah tantangannya. Saya selalu mencoba berlapang hati untuk menjelaskan bahwa rambut keritingnya adalah ciptaan Allah yang Maha Sempurna, maka itu sudah baik untuknya. Rambut keriting itu unik dan cantik, tugas kita adalah merawat sebaik-baiknya, bukan malah merubahnya. 

 

Dibilang Kiting Jelek

Ujian pertama saya hadapi ketika pergi ke rumah orang tua suami. Saya kaget ketika salah satu tetangga di sana berteriak pada Una dengan wajah yang judes (muka judes dibuat-buat untuk becanda) “Una jeleek, kitiing jelek”. Sumpah, saat itu juga saya ingin menyemburkan api dari mulut saya. Ko kasar sekali pikir saya. Sampai akhirnya suami menjelaskan bahwa ya di Aceh memang begitu, anak dibesarkan bukan dengan pujian, tujuannya agar si anak tidak tinggi hati. Tapi kaaaan…walaupun tidak memuji, setidaknya jangan lah melempar celaan..emaknya sakit hati nih 🙁

Sampai akhirnya saya kebal sendiri dengan perlakuan macam itu. Namun di tahun berikutnya, ketika Una sudah 2 tahun dan menangis ketika dibilang “Una si kiting jeleeek” oleh orang yang sama…saya berdiri, menarik dan memeluk Una, sambil setengah berteriak. “Anak cantik ibu, rambut sebagus ini, ciptaan Allah Maha Sempurna ko dibilang jelek…udah ga usah nangis.” Yah semoga kata-kata saya terngiang di kepala beliau. 

Kadang kala pujian pun dibutuhkan, agar anak belajar menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Maka saya akan menjaga anak saya dengan pujian, bukan untuk meninggikan hatinya, namun untuk meninggikan kepercayaan dirinya. 

 

Rambut Dipegang-Pegang

Setiap hari, sebelum melakukan rutinitas mengaji di mushola pun, Una dan saya sudah rutin melakukan jalan-jalan sore. Sekedar berkeliling menyapa para tetangga, sambil main dan mengenalkan hal-hal baru pada Una. Tantangan selanjutnya adalah ketika para tetangga menyentuh rambut Una. Seperti terpesona, mereka menguwel-uwel rambut Una sambil berkata “Unaaa…rambutnya bagus, pengen deeh..” awal-awal saya bingung harus berbuat apa. Namun ketika Una sendiri bilang bahwa “Una ga nyaman rambutnya dipegang-pegang” selanjutnya saya berani bilang “maaf buun, Una ga nyaman rambutnya dipegang hehe” sambil hehehe biar ga tersinggung. 

Namun akibat ketidaknyamanan rambutnya dipegang-pegang itu, justru Una sendiri yang mengusulkan agar dirinya memakai kerudung saja ketika keluar rumah “Una pake kerudung aja kaya ibu” MasyaAllah. Tak apa, walaupun makna dari berkerudung belum ia pahami secara menyeluruh, namun Una sudah belajar bahwa kerudung membuat dirinya nyaman keluar rumah. Sedikit demi sedikit belajarnya ya Na, insyaAllah nanti akan paham kenapa ibu dan perempuan muslim lainnya berkerudung. 

 

Una Lebih Nyaman Pakai Kerudung Buk…

 

Tips Untuk Ibu dengan Anak yang Curly

  1. Ulangi pujian-pujian bahwa rambut keritingnya adalah rambut yang cantik, unik dan indah. Bangun kepercayaan dirinya.
  2. Patahkan stereotipe cantik versi media bahwa rambut perempuan cantik harus selalu lurus. Beri penjelasan.
  3. Perlihatkan tokoh atau karakter keren berambut keriting. Seperti Moana dalam Moana, Merida dalam Brave atau Hermione dalam Harry Potter.
  4. Tanamkan dalam keseharian bahwa merawat rambut adalah bentuk syukur kita kepada Allah. Sesekali maskeran rambut bareng anak pakai bahan-bahan alami yang dibuat sendiri kayanya seru.
  5. Jauhkan anak dari mulut-mulut toxic yang tidak bertanggung jawab. Kalau sudah kelewatan, ada baiknya ditegur saja (hahaha gumush). 

 

Keriting Itu Cantik

 

Teruntuk Una anak ibu yang cantik, rambut Una adalah mahkota yang harus Una jaga. Allah menciptakan manusia dengan segala keunikannya. Ada yang berkulit putih, ada juga yang sawo matang. Ada yang Tinggi, ada yang pendek. Begitupun dengan rambut, ada yang lurus dan ada yang keriting. Rambut keriting Una sangat cantik, unik, dan jujur saja ibu pun ingin memiliki rambut seperti Una. Rawatlah rambut Una baik-baik ya. Semoga Una tumbuh menjadi anak yang berani dan percaya diri ya Nak. I love u, just the way you are.

Sekian curhatan dari Emak-Emak yang sudah sebulan terkurung di rumah. Tulisan ini didedikasikan untuk mereka yang sudah ikut membangun rasa percaya diri Una lewat direct message yang dikirimkan kepada saya, terimakasih banyak, pesannya sudah disampaikan kepada Una 😘