Pertama kali ke Kampung Nusantara, banyak sekali yang bercerita tentang sosok Nek Isa. Saya pribadi sudah familiar dengan nama itu.Beliau adalah warga Kampung Nusantara yang sangat dekat dengan siswa SMK Bakti Karya Parigi. Nek Isa senang jika banyak siswa SMK Bakti Karya Parigi datang mengunjunginya. Sebab beliau hanya tinggal seorang diri di rumahnya. Kios kecil di rumahnya selalu menjadi tempat yang menyenangkan untuk para siswa berbagi cerita, sehingga Nek Isa tidak merasa kesepian.

Libur sekolah tiba, beberapa siswa SMK Bakti Karya mengunjungi rumah Nek Isa. Saat itu Nek Isa menawarkan kepada anak-anak untuk membantunya memanen kacang tanah di kebun. Tanpa berpikir panjang, anak-anak langsung menyetujuinya. Nek Isa menyarankan untuk tidur di rumahnya karena esok harinya mereka harus berangkat jam lima pagi ke kebun kacang.

Keesokan harinya, mereka sarapan dan bersama-sama berangkat menuju kebun kacang. Terbayang betapa segarnya udara pagi itu. Membayangkan dapat melihat hamparan kebun kacang yang menyejukkan mata…dan berjalan di tepian pembatas kebun dengan suka cita.

Tanpa berlama-lama, Edo dan kawan-kawan mulai dengan mencabuti pohon kacang tanahnya terlebih dahulu. Setelah semua pohon kacangnya dicabut, mereka mulai memisahkan kacang dari pohonnya. Kacang yang sudah dipisahkan dimasukkan ke dalam karung.

Saking fokusnya memisahkan kacang tanah dari pohonnya, Edo tidak sadar kalau ternyata di sekitarnya sudah banyak warga yang ikut membantu. Setelah semua kacang terpisah, mereka makan siang bersama dan bersiap pulang kembali.

Panen kacang ini sekaligus menjadi pengalaman pertama buat Edo. “Oh, ternyata seru juga memanen kacang bersama warga. Walaupun amat sangat melelahkan, tetapi ada kebahagiaan yang lebih besar yang mengalahkan rasa lelah itu,” ucapnya padaku.

Edo pun pun berkata kepada Nek Isa “Nek, lain kali kalau mau manen kacang lagi, ajak saya yahh!”. Nek Isa pun tersenyum dan berkata “Iya, Edo”.

Begitulah anak-anak di SMK Bakti Karya Parigi belajar tentang budaya gotong royong di sekolah ini. Warga di sekitar sekolah memberikan teladan bagaimana gotong royong yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar teori dari sebuah buku pelajaran.

Kami sangat kagum terhadap budaya saling bantu warga Kampung Nusantara. Jika kita melakukan sesuatu secara bersama-sama, pekerjaan apapun akan lebih mudah, lebih seru, dan tentunya akan lebih cepat selesai.