SMK Bakti Karya Parigi adalah sekolah berbeasiswa penuh, ruang temu anak- anak Indonesia dari berbagai provinsi di tanah air untuk terkoneksi satu sama lain. Sebagai sekolah dengan kejuruan multimedia, SBK (SMK Bakti Karya Parigi) juga melibatkan siswa-siswanya untuk mempelajari keragaman budaya nusantara dan toleransi lewat interaksi selama masa pembelajaran 3 tahun.

Berlokasi di Jalan Raya Cikubang,Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sekolah ini pun meletakan prinsip-prinsip kearifan lokal pada tempatnya yang terhomat. Menjunjung tinggi keseimbangan dan keselarasan hidup dengan alam, juga hidup dengan pola keberlanjutan. People, planet, dan profit. Melalui kelas ekologi, para siswa dibentuk dengan konsep-konsep ekologis dimana manusia menyadari tentang keberagaman alam dan segala komposisinya yang sempurna.

Siswa dikenalkan pada cara bertahan hidup dengan ketahanan pangan secara mandiri, mewujudkan kreativitas tanpa merusak lingkungan, berwirausaha dan memanfaatkan teknologi sebagai media untuk memasarkannya.

Lewat Shibori, sekolah ini mempraktikan teori-teori keberlanjutan dan konsep eco- friendly secara nyata. Kain-kain cantik dan otentik hasil karya diproduksi siswa, dipamerkan dengan indahnya, kemudian dipasarkan. Modal utamanya adalah kreativitas dan bahan- bahan alam dari keragaman hutan belakang sekolah.

Hal ini menjadi sebuah kehormatan bagi Provinsi Jawa Barat karena menjadi tuan rumah dari keberagaman itu sendiri. Lewat Shibori buatan SMK Bakti Karya Parigi, kami ingin menarasikan bahwa siapapun bisa mempraktikannya, mewujudkan kreativitas sandang dengan konsep ramah alam.

 

Shibori

Masyarakat Jawa Barat memiliki sejarah pemenuhan sandang yang khas. Masyarakat yang hidup dengan konsep budaya siger tengah yang artinya hidup tidak berkekurangan, tetapi juga tidak berlebihan atau seimbang. Hampir di setiap tingkatan zaman, terdapat berbagai teknik pemenuhan sandang terutama bagi masyarakat Jawa Barat. Ragam jenis pakaian dengan teknik Batik Tulis, Batik Capdan Teknik Ikat Celup atau Shibori memiliki eksistensi lintas zaman. Beragam istilah terutama dalam kegiatan mewarnai pakaian kerap menjadi istilah tempat bahkan tersimpan di dalam cerita rakyat.

Konsep keseimbangan ini dimanifestasikan kedalam berbagai sumber pewarna kain/sandang alami yang sudah dikenal di Jawa Barat yang di antaranya sumber warna yang disebut “TARUM” yang berasal dari pohon tarum. Salah satu yang belakangan menjadi titik balik teknik pewarnaan yang alami adalah “ikat celup” atau di dunia fesyen dikenal dengan teknik “shibori”. Ikat Celup dengan menggunakan pewarna alami ini dapat dengan mudah dilakukan oleh siapa saja. Provinsi Jawa Barat memiliki banyak sumber pewarna alami.

SMK Bakti Karya Parigi, sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ikhtiar untuk mewujudkan visi ekologis dan semangat keragaman turut menggali kembali potensi teknik ini. Warna-Warni Alami Ikat Celup Shibori ini diharapkan menjadi tren masa depan masyarakat Nusantara bahkan dunia dalam mengatasi pemenuhan sandang yang selaras dengan alam dan budaya masyarakat untuk keberlanjutan peradaban.

 

Menjawab Permasalahan Ekologi

Eksploitasi sumber daya alam tanpa kendali dan absennya kearifan lokal berakibat pada terganggunya keseimbangan ekosistem. Target- target pengejaran keuntungan ekonomi dalam skala besar telah mendorong penghancuran hutan (deforestasi) secara masif. Data yang dirilis Forest Watch Indonesia (FWI) menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 2013-2017, hutan alam di Indonesia hilang seluas 1,4 juta hektar/tahun. Padahal hutan dengan keragaman hayati di dalamnya sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dunia yang menopang kehidupan umat manusia.

Krisis dunia akhir-akhir ini mendorong kita untuk mengubah pola pikir dalam membangun relasi dengan alam. Sudah sejak lama Bangsa Indonesia di berbagai daerah memiliki kearifan lokal dalam praktik kehidupan. Keselarasan hidup dengan alam menjadi nilai yang menjiwai praktik keseharian. Harmoni keragaman alam dan budaya menjadi jalan bagi kehidupan berkelanjutan. Celakanya, kearifan lokal semacam itu tersapu gelombang hasrat manusia dalam pengejaran keuntungan ekonomi secara masif.

Persis dalam konteks inilah SMK Bakti Karya Parigi berusaha mengembalikan kearifan lokal pada tempatnya yang terhormat. Sekolah kami yang berlokasi di Dusun Cikubang, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, berusaha menghadirkan kembali keberagaman alam dan budaya. Melalui Kelas Multikultural, kami memberikan kesempatan bagi anak-anak Indonesia dari berbagai provinsi dengan beragam latar belakang budaya untuk saling terkoneksi, berinteraksi, dan belajar bersama. Melalui Kelas Ekologi, Prakarya, dan Kewirausahaan, kami berbagi pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi karya-karya anak bangsa yang berbasis pada kearifan lokal, keramahan lingkungan, dan dunia berkelanjutan.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, SMK Bakti Karya Parigi merilis Program Produksi, Pameran, dan Fashion Show Shibori.

 

 

 

Menjawab Permasalahan Sosial/ Isu Keragaman

Shibori adalah teknik pewarnaan kain yang mengedepankan prinsip-prinsip fashion berkelanjutan yang menjadi watak dari eco- fashion. Teknik Shibori ramah lingkungan karena menggunakan bahan pewarna organik dari alam yang limbahnya dapat didaur ulang. Berbeda jika menggunakan pewarna sintetis yang limbahnya akan mencemari tanah atau sungai, limbah hasil teknik pewarnaan Shibori bahkan sangat aman jika terminum oleh hewan ternak.

Proses pewarnaan kain dengan teknik ini menggunakan tumbuhan yang mudah didapat dari keragaman hutan, seperti daun, kayu, kulit kayu dan buah yang sudah tidak dimanfaatkan (Kulit kopi, kulit jengkol, kayu meranti sisa ketaman kayu untuk furnitur, kulit kayu putih, daun jati, dan lain- lain). Selain itu, teknik pewarnaan kain Shibori memfasilitasi keragaman motif kain yang sejalan dengan visi dan misi SMK Bakti Karya Parigi yang merayakan keragaman.

Karakter ikat celup ini di antaranya :

  1. Bahan warna yang alami dan beragam
  2. Teknik ikat yang beragam
  3. Hasil akhir yang beragam
  4. Penggunaan yang multifungsi
  5. Dapat dilakukan oleh siapa saja
  6. Memenuhi kepuasan pembuatnya

Karakter yang melekat dengan teknik ikat celup ini menjadi simbol keragaman sekaligus simbol kreativitas masyarakat bila dikembangkan. Karena itu, konteks SMK Bakti Karya Parigi yang diisi oleh siswa dari setidaknya 36 suku yang tersebar dari 21 provinsi dalam mengangkat ikat celup ini sangat relevan. Kearifan lokal yang digerakkan oleh sekolah ini, bila dikembangkan dan dimasyarakatkan kembali akan menjadi kebanggaan dan menjadi pemicu semangat hidup dalam keragaman.

 

Teknik Pembuatan

 

Teknik pewarnaan kain ini cukup mudah dan sederhana. Tidak memerlukan alat-alat khusus maupun bahan-bahan pewarna yang kompleks. Cukup kain putih polos dan bahan pewarna dari alam yang bisa dengan mudah ditemukan di kebun-kebun maupun di hutan, seperti kunyit, kulit mahoni, kulit jengkol, bahkan sisa ketaman kayu furnitur. Jika para siswa saja mampu melakukannya, maka siapa pun juga bisa. Proses pembuatannya sendiri dilakukan secara gotong royong oleh para siswa.

Untuk menghasilkan ekstraksi, siswa mengumpulkan daun ketapang atau kulit mahoni dari hutan, untuk kemudian direbus sampai mengeluarkan zat asam. Setelahnya, cairan tersebut akan didinginkan selama 24 jam. Sembari menunggu cairan pewarna siap digunakan, siswa mengikat kain sesuai motif yang diinginkan. Baru setelah itu, kain yang telah diikat tadi direndam ke cairan warna alam. Kemudian direndam ke penguncian tawas, tunjung/kapur dan mencucinya hingga bersih tanpa membuka ikatan. Setelahnya kain siap dijemur di ruang terbuka. Setelah kering, kain bisa dicelupkan kembali ke pewarna sampai sesuai dengan warna yang diinginkan.

 

Aplikasi/ Kegunaan

Beberapa kegunaan ikat celup shibori :

  1. Pakaian sehari-hari seperti kaos, kemeja, celana atau sarung maupun outfit seperti sweater.
  2. Selain itu ikat celup dapat digunakan untuk pelengkap pakaian seperti syal, kerudung, atau ikat pinggang maupun ikat kepala atau iket.
  3. Masker, tas, kaos kaki, saputangan, dompet dan bahan kain lain sebagai asesoris pelengkap.
  4. Kain selimut, sprei, sarung bantal atau guling, serta cover berbagai aneka furniture seperti sofa, taplak meja, gorden dan prodak dekorasi.
  5. Aneka hiasan bukan pakaian juga dapat menggunakan kain dengan ikat celup seperti gelang berbahan kain atau cover produk UMKM. Biasanya digunakan sebagai side produk untuk produk kerajinan.

 

 

 

Temukan produk shibori SMK Bakti Karya Parigi di Instagram @nitisajati