Di tengah riuhnya para remaja yang asyik menikmati konten jedag-jedug di platform toktok, siswa-siswi SMK Bakti Karya Parigi justru terhubung dengan alam, menanam padi pertamanya.

 

Kali ini kita berkenalan dengan Naurah Hannan Raihanun, siswi SMK Bakti Karya Parigi berasal dari Yogyakarta. Di penghujung Januari 2024 kemarin, ia dan teman-temannya bersiap untuk tandur di sawah bersama Bapak Dayat.

Biasanya hanya tinggal makan saja, kini mereka diajak untuk menjalani proses bagaimana perjalanan bibit padi hingga akhirnya sampai ke meja makan. Salah satu prosesnya adalah tandur, atau tanam mundur.

Tandur tidak hanya sekedar ritual pertanian. Lebih dari itu, tandur merupakan bagian dari warisan budaya masyarakat. Setiap langkah dalam prosesi tandur telah diwariskan dari generasi ke generasi, menciptakan ikatan yang kuat antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Melalui ritual ini, nilai-nilai seperti gotong royong, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap alam terus dijaga dan diperkuat.

Jam 7 pagi mereka berkumpul di depan Asrama Putri dan berangkat dengan menggunakan mobil pickup. Selama di perjalanan menuju sawah, mereka sangat tenang dan menikmati perjalanan. Karena ini pertama kalinya Naurah dan teman-teman pergi ke sawah Bapak Dayat.

Masing-masing dari mereka mengambil cup sebagai tempat bibit padi dan beberapa siswa perempuan ditugaskan untuk menanam bibitnya. Sedangkan siswa laki-laki melobangi tanah dan membagi lahan menggunakan tali rafia.

Mereka mulai mengerjakan tugas masing-masing di bawah terik sinar matahari. Saat matahari mencapai puncaknya di langit, tandur pun mencapai puncaknya. Di saat itu pula Naurah berpikir bahwa betapa besar jerih payah yang dilakukan para petani demi beras untuk kita makan sehari-hari. Ia pun semakin menyadari bahwa kerja keras ini jangan menjadi sia-sia. Jangan sampai menyisakan nasi dalam piring, sebab ada jerih payah para petani dalam setiap butirnya.

Setelah tandur usai, mereka meminum air kelapa yang segar.  Febby dan kakak pembimbing di asrama, Kak Anisa menyiapkan daun pisang sebagai alas untuk mereka makan. Kemudian mereka makan bersama-sama di atas lahan sawah di sisi lainnya. Hanya membayangkannya saja terasa nikmat sekali.

 

 

Proses menanam padi ini merupakan pengalaman yang mendalam untuk Naurah dapat terhubung dengan alam. Setiap butir benih yang ditanam di dalam tanah adalah simbolik dari harapan dan kepercayaan akan siklus kehidupan yang tak terputus. Dalam kesederhanaannya, tandur mengajarkan mereka, juga aku, untuk menghargai dan memahami kekuatan alam yang lebih besar dari diri kita sendiri.